Minggu, 19 Mei 2013

PROSES PRODUKSI LISTRIK


PROSES PRODUKSI LISTRIK DI PLTU 1 JAWA TENGAH REMBANG

Dalam proses produksi PLTU dikenal 2 siklus utama, yaitu :
a.       Water and Steam Cycle
b.      Fuel and Coal Cycle
3.1    Water and Steam Cycle
Siklus ini menggambarkan tentang perjalanan air dari mulanya air laut menjadi air pengisi boiler dan akhirnya menjadi uap yang digunakan untuk berbagai hal, utamanya untuk turbin uap.
Siklus air dan uap dimulai dari pengambilan air laut dengan menggunakan pompa air laut ( Sea Water Pump ). Proses pertama pengolahan air adalah dengan disaring terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran – kotoran yang berukuran cukup besar. Setelah itu air diolah di chlorination plant untuk membuat mabuk biota – biota laut yang ada di air laut. Proses yang terjadi disini adalah dengan penambahan bahan kimia NaOH dan HCL dengan konsentrasi tertentu agar biota – biota laut pingsan atau mabuk, sehingga biota laut dapat dipisahkan dari air laut. Setelah dari chlorination plant air menuju ke desalination plant. Di desalination plant ini air laut diolah ntuk menghilangkan kadar garam dari air laut. Desalination plant di PLTU Rembang menggunakan MED ( Multy effect Desalination ). Prosesnya adalah dengan menguapkan air laut menggunakan steam dari auxiliary boiler atau dari steam header. Air yang tidak menguap akan jadi raw water, dan air yang menguap akan digunakan untuk menguapkan air di effect berikutnya.  Sedangkan uap yang terkondensasi akan jadi raw water dan menjadi satu dengan air yang tidak menguap, dan yang masih jadi uap akan digunakan untk menguapkan air pada effect berikutnya. Hasil dari proses desalinasi adalah air tawar ( raw water ) yang ditampung di raw water tank. Proses selanjutnya adalah proses penghilangan mineral – mineral yang terkandung di air tawar yang terjadi di WTP ( Water Treatment Plant ). Proses yang terjadi di WTP adalah pengikatan ion – ion positif dan negatif dari raw water dengan menggunakan resin. Resin yang ditambahkan bermuatan positif dan negatif, jadi ion positif yang terkandung dalam air akan terikat oleh resin bermuatan negatif, sementara ion negatif yang terkandung dalam air akan terikat oleh resin bermuatan positif . Hasil dari WTP adalah demin water ( air bebas mineral ) yang ditampung di demin water tank. Demin water dari demin water tank ini kemudian dipompakan menuju condensate tank. Di condensate tank ini air ditampung dan akan digunakan untuk menambah air kondensat di kondenser  bila terjadi kekurangan. Setelah melewati kondenser air kondensat akan dipompakan menggunakn condensate pump menuju condensate polisher. Condensate polisher berupa tangki yang didalamnya berisi resin kation dan resin anion. Fungsi dari condensate polisher adalah menangkap impurities ( kotoran ) yang terkandung pada air kondensat. Impurities pada air kondensat bisa berasal dari korosi yang berasal dari jalur air uap PLTU dan bisa juga berasal dari kebocoran kondensor. Bilamana konduktivitas dari air kondensat naik melebihi batas yang dijinkan maka Condensate Polisher perlu dioperasikan untuk menurunkan konduktivitas air kondensat. Air yang sudah lewat dari condensate polisher kemudian mengalir melewati LP heater ( low pressure heater ) untuk pemanasan awal. Media pemanasnya adalah uap yang diambil dari low pressure turbine. Prinsip kerjanya adalah air pengisi dialirkan di dalam pipa, dan uap panas mengalir di luar pipa. Setelah dipanasi di LP heater air pengisi kemudian dialirkan menuju deaerator untuk proses penghilangan unsur oksigen yang masih terkandung dalam air pengisi. Di dalam deaerator terjadi kontak langsung antara air pengisi dan uap oleh karena itu disebut open feed water. Uap akan memisahkan gas dari air pengisi untuk kemudian gas-gas tersebut bergerak dengan cepat ke bagian atas deaerator dan selanjutnya dibuang ke atmosfir. Uap yang digunakan berasal dari ekstraksi uap IP turbine. Setelah dari deaerator air langsung dipompakan oleh boiler feed pump menuju ekonomiser. Tapi sebelum ke ekonomiser air terlebih dahulu dilewatkan HP heater untuk memanaskan air pengisi. Prinsip kerja dari HP heater sama dengan LP heater, bedanya hanya pada tekanan dan temperaturnya. Di HP heater tekanan dan temperaturnya lebih tinggi dibandingkan tekanan dan temperatur di LP heater. Setelah melewati HP heater air kemudian masuk ke ekonomiser untuk dipanaskan lagi sebelum masuk ke steam drum. Kemudian dari ekonomiser air pengisi masuk ke steam drum. Steam drum adalah alat yang digunakan untuk menampung sekaligus memisahkan air pengisi boiler yang masih berbentuk air dengan yang sudah berbentuk uap basah. Prinsip kerjanya secara alami, maksudnya adalah air yang sudah menjadi uap akan berada di atas, dan yang masih berwujud air akan berada di bagian bawah steam drum. Uap akan langsung dialirkan ke superheater, sementara air akan turun melewati water wall untuk diuapkan dan kemudian dialirkan ke superheater. Di superheater uap basah dari steam drum dan water wall akan dipanasknan lagi menjadi uap panas lanjut. Uap panas lanjut ini kemudian dialirkan ke HP turbine untuk memutar sudu – sudu HP turbine. Setelah digunakan di HP turbin uap akan mengalami ekspansi ( tekanan dan temperatur uap turun ). Uap dari HP turbine akan kembali dipanaskan di boiler melalui reheater. Di dalam reheater uap akan dipanaskan lagi pada tekanan konstan. Keluar dari reheater uap langsung dialirkan ke IP turbine untuk memutar sudu – sudu IP turbine. Setelah digunakan di IP turbin uap tidak dipanaskan lagi, tapi langsung dialirkan ke LP turbine untuk memutar sudu – sudu LP turbine. Terakhir uap yang keluar dari LP turbine kemudian dialirkan di kondensor untuk dikondensasikan menjadi air pengisi. Proses kondensasi uap menggunakan media air laut sebagai pendinginnya yang dipompakan oleh CWP ( Circulating Water Pump ). Air kondensat ini kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler dengan proses yang sama. Begitulah siklus air dan uap yang terjadi di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang.

3.2    Fuel Oil and Coal Cycle
Siklus ini menggambarkan tentang perjalanan bahan bakar solar  dari tangki bahan bakar sampai boiler dan juga perjalanan batubara dari kapal tongkang sampai boiler.
. Untuk memudahkan penjelasan maka siklus bahan bakar dibagi dua jalur, yaitu jalur bahan bakar cair (solar), dan jalur batubara.

a.    Jalur bahan bakar cair (solar)
Jalur bahan bakar cair (solar) dimulai dari pengiriman bahan bakar solar melalui jalur darat oleh pihak pertamina. Solar kemudian ditampung di HSD storage tank. Keika digunakan soalar akan dipompkan oleh forwarding pump langsung menuju burner oil. Burner oil adalah alat yang berfungsi sebagai nozel untuk menyemprotkan bahan bakar solar di ruang bakar boiler. Burner oil hanya bekerja pada saat start awal sampai beban mencapai 30% load, atau juga ketika kinerja boiler tiba – tiba turun sampai 30% load. Selain itu (ketika beban normal 100% load) yang bekerja adalah burner batubara.
Alat-alat yang dilalui oleh jalur bahan bakar cair ini adalah :
1.    Fuel Oil tank (HSD Storage Tank)
Fuel Oil Tank adalah bak penampungan bahan bakar cair (solar) dari truk pengirim bahan bahar.
2.    Pompa Bahan Bakar ( Forwarding Pump )
Pompa bahan bakar digunakan untuk memompakan bahan bakar solar dari fuel tank menuju burner.
3.    Burner Oil
Burner oil adalah alat yang berfungsi sebagai nozel untuk menyemprotkan bahan bakar solar di ruang bakar boiler. Burner oil terdiri dari tiga layer, dan pada masing – masing layer terdapat satu nozel / burner pada masing – masing sudut. Jadi jumlah totalnya ada 12 buah burner oil.
b.    Jalur batubara
Jalur batubara dimulai dari pembongkarann batubara dari kapal tongkang menggunakan ship unloader. Pengangkatan batubara menggunakan grab yang dengan kapasitas 43 ton per angkatan. Setelah diangkat, batubara kemudian ditaruh di hoper untuk ditakar dan disaring dan kemudian dialirkan ke belt coveyor. Dari belt conveyor kemudian dialirkan menuju ke coal yard untuk ditampung dengan melewati beberapa junction tower (transfer tower). Dari coal yard batubara diambil menggunakan stacker reclaimer dan kemudian dialirkan ke crusher house. Crusher house berisi alat – alat seperti metal detector, magnetic separator, dan juga crusher. Di dalam crusher house ini batubara akan dideteksi menggunakan metal detector apakah ada logam yang mungkin terbawa oleh batubara, misalkan ada logam tersebut akan diambil oleh magnetic separator. Setelah itu batubara dihancurkan menjadi ukuran – ukuran yang kecil oleh mesin crusher. Setelah ukuran batubara menjadi kecil – kecil, batubara kemudian dialirkan ke coal bunker. Coal bunker adalah suatu wadah yang digunakan untuk menampung sekaligus menakar batubara sebelum dimasukkan ke coal feeder. Dari coal bunker batubara masuk ke coal feeder untuk ditakar lagi sebelum dialirkan ke mill (coal pulverizer). Di dalam mill batubara akan dihancurkan menjadi ukuran seperti debu dan kemudian batubara berukuran debu ini ditiup menuju burner batubara oleh udara panas dari primary air fan. Burner batubara akan bekerja jika beban boiler sudah lebih dari 30%, jadi sebelum mencapai 30% load yang bekerja adalah burner oil. Pembakaran terjadi di ruang bakar boiler (furnace). Udara untuk pembakaran dipasok dari FD fan (force draft fan) yang terlebih dahulu dipanasi lewat air pre heater. Setelah terjadi pembakaran gas buang dibuang melalui dua saluran yaitu menuju air pre heater dan menuju ESP (Electrostatic Precipitator). Yang melalui air pre heater akan digunakan untu memenaskan udara dari primary air fan dan juga dari force draft fan. Sementara yang menuju ESP akan dibuang melalui chimney. Yang akan menuju ke ESP dibantu dengan induce draft fan untuk menyedot gas hasil pembakaran dan sekaligus meniup gas hasil pembakaran agar mengalir melewati ESP dan kemudian keluar melelui chimney. ESP sendiri adalah sebuah alat penangkap debu dengan metode electric. Prinsip kerjanya adalah gas buang dilewatkan suatu elektroda-elektroda yang diberi muatan negatif (elektron) yang menjadikan kotoran dari gas buang bermuatan negatif, setelah itu di bagian bawah chimney dipasang pelat-pelat pelapis yang diberi muatan positif, sehingga kotoran-kotoran dari gas buang akan tertangkap (melekat) pada pelat-pelat yang bermuatan positif tersebut dan gas buang yang bersih akan keluar dari chimney. Untuk mengeluarkan kotoran-kotoran tersebut dari pelat dengan cara menghilangkan  atau mematikan muatan positif yang ada di plat, sehingga kotoran akan jatuh dengan sendirinya. Kotoran gas buang tersebut kemudian dibuang melalui fly ash silo. Sementara batubara yang tidak terbakar sempurna di boiler akan dibuang melalui bottom ash silo. Siklus bahan bakar berjalan seperti ini secara terus menerus.Selamat Belajar :)

Translate